"Apa kau bercanda? Bagaimana bisa dia melupakanmu!" bantahnya, setelah kuberitahu tentang sikap orang itu akhir-akhir ini. "Yah, mungkin aku sudah terlalu bosan untuknya sehingga dia muak menjamahku." "Tidak mungkin, dia sangat mencintaimu, dia bahkan rela menghabiskan waktu berjam-jam bersamamu, mendekapmu, membelaimu, bahkan memahami setiap ucapanmu!" bantahnya lagi. "Memang ku akui dia sangat sayang kepadaku setiap lima waktu tangannya tak pernah lepas menggenggamku. Tapi akhir-akhir ini dia berubah, sudah seminggu aku tak pernah dijamah dan di sini, di ruangan gelap ini, aku ditinggalkan sendiri. Mataku sembab menangis semalaman." Kau pun terdiam, mungkin berpikir apa memang ada yang salah denganku. Atau kau malah merenung, kenapa sesuatu seperti aku bisa dilupakan begini. Seketika ruangan menjadi terang, terdengar langkah kaki menghampiri. Semakin dekat dan lebih dekat lagi. "Aku melihat sosoknya, dia datang! Dia meng
Amiin. Semangaaat kakk
BalasHapusAaamiiin... Makasih, An 😅😅
HapusWoww.. Kok sama kayak saya... Saya juga gitu.. Kalo dah boring mualesssny mnt ampun mw nulis.. Tapi skrng brusaha nulis trus..
BalasHapusKalo kyak gitu mnding suka ngeliat rang yg pnya kekurangan dr pda kita. Kyak mbak Indah alumni KMO (komunitas mnulis online). Nah itu kkurangannya lumpuh dan bicara tdak lncar. Tapi dia dah buat buku. Saya jdi smngat kalo bayangin kekurangan dia. Hehe.
Smngat mbak. Saya juga brusaha smngat nih..
Nice.. Remended me.
Tetap semangat, Mas 😅😅
HapusSemangat, mbak Karhien 👍😊
BalasHapusHmmm ... Aku ingin sekali menggunakan kalimat : jangan main-main dengan penulis, atau kau akan abadi di setiap karyanya.
Mungkin bisa kutambahkan : tetaplah menulis karena suatu saat setiap tulisan akan menemui takdirnya sendiri.
Wow, nice qoute mba nodiwa 😅😅
Hapus