Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

Terpasung Hati

Gambar
Antara cinta dan air mata Perasaan tak kunjung bersama Untaian kasih kian menjauh Dalam hening dekapan rindu Terpasung hati dalam empedu Raga tak pernah menyapa Akankah menjadi bahagia? Kirana menusuk kalbu Akankah kita bertemu? Relung hati berbisik merdu Inikah yang dinamakan cinta? #RNue #ODOP_Batch3

Pemburuan Seorang Jomblo

Gambar
Namaku Natasha, gadis bermata bundar, berkulit putih, dan memakai kaca mata. Saat ini sedang bekerja di perusahaan asing. Hari-hariku sangat sibuk antara kamar kos dan ruangan kantor. Hampir tidak ada waktu untuk melihat matahari dan bintang apalagi sekedar hangout bersama teman-teman. nuekarhien@gmail.com Dulu pernah punya pacar yang super sibuk, sama seperti diriku dan kami jarang bertemu. Hati ini berdesir perih ketika melihatnya berjalan dengan seorang wanita dari kejauhan.  Apakah dia menyadari atau tidak, yang pasti saat itu tatapan kami saling beradu. Tanpa penjelasan apapun hubungan yang sudah dibina hampir dua tahun berakhir begitu saja. Siapa pun harus bangga bila pernah gagal, apalagi dalam suatu hubungan. Bukan jaminan kalau tidak akan gagal lagi, tapi setidaknya, ada bukti konkret kalau kita pernah berusaha untuk tidak menjomblo . Padahal tahun depan aku sudah berniat mengakhiri masa lajang dengannya. Ternyata bukan dia kapten yang tepat untuk memi

Ketika Ibu Mengandungku

Gambar
Ibu, seorang wanita cantik yang menikah di usia muda. Empat tahun usia pernikahan, Ibu belum dikaruniakan seorang anak. Tak putus harapannya untuk selalu berdoa, bermunajat kepada Allah Sang Maha pengasih, agar diberikan buah hati. "Sabar ... Allah Maha Mendengar doa hambanya," ucap Ayah ketika Ibu tak henti-hentinya menangis dalam sujud panjangnya. Al-Quran adalah teman bagi Ibu. Di saat selesai salat rutinitas yang dilakukan Ibu adalah membaca Al-Quran, dengan membaca Al-Quran hatinya menjadi sangat tenang.  Ibu merasakan bahwa Allah pasti akan mengabulkan keinginannya untuk mempunyai buah hati. Mungkin tidak sekarang atau nanti. Tetapi beliau merasakan hal itu pasti akan terjadi. Menginjak lima tahun usia pernikahan. Allah memberi hidayah-Nya kepada Ibu. Allah menitipkan aku di rahim Ibu. "Alhamdulillah, Pak ... aku positif hamil!" teriak Ibu kepada Ayah dengan pancaran mata berbinar.  "Alhamdulillah ... Allah telah mendengar doa kit

Curhatan Datar

Gambar
Perkenalkan, saya anak kelima dari lima bersaudara. Kakak saya semuanya perempuan, mereka selalu kompak-kompakkan. Sebagai anak paling kecil bernomor tunggal, saya tidak ada temannya. Kakak pertama dan kedua sangat akrab, apa-apa selalu berdua. Begitu juga kakak ketiga dan keempat mereka juga selalu berdua. Bahkan ketika hamil pun, mereka sama-sama hamil.  Tapi saya yakin walaupun mereka cuek dan suka ngebully pasti mereka semua sayang kepada saya.  Ketika kelas tiga SD saya minta adik ke mama. Tapi di kasih boneka yang paling besar, kata mama itu adik saya. Saya mengajak dia bermain, bermain dengan boneka itu tidak asik, dia hanya diam saja. Saat SD saya anak terfavorit. Saya sering mewakili sekolah untuk mengikuti cerdas cermat, atau perlombaan lainnya antar sekolah. Teman lelaki tak sedikit suka kepada saya. Sialnya itu fakta. Saya alergi terhadap lelaki. Tak tau kenapa badan saya menggigil ketika dekat atau bersentuhan dengan mereka. nuekarhien@gmail.com

Ayumi

Gambar
Gadis Jepang ini datang ke Indonesia untuk berlibur. Dia suka berjalan-jalan ke mall. Ketika dia duduk sendirian. Seorang pria datang menghampirinya. "Kamu, mau ikut casting?" ujarnya kepada Ayumi dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar-benar sopan. Ayumi, hanya senyum-senyum dan berlari menjauh. Dia tidak peduli apa yang dikatakan pria tersebut. Yang dia tahu orang Indonesia memang sangat ramah. Tetapi dia tidak boleh berbicara dengan mereka. Karena dia tidak bisa berbahasa Indonesia. #RNue #ODOP_Batch3

Toko Susu

Seorang bapak yang belum terlalu tua masuk ke toko susu. Tangannya bergerak mengambil sekotak susu dengan bungkusan warna merah, tapi urung dan diletakkannya kembali. Aku yang menjaga kasir hanya memperhatikan dari kejauhan. Diambilnya kembali susu itu dan berjalan menuju kasir. Mungkin kurang pemahaman tentang susu atau dia yang memang baru sekali membeli susu bertanya, "Mbak, ini susunya rasa susu ada?" "Ha! Rasa susu? Dengan wajah bingung aku balik bertanya. Pandangannya mengarah pada kotak susu yang menempel di tangannya. "Iya, ini susunya rasa susu ada?" tanyanya. Dalam hati kuberkata, 'maksudnya apa ya? Itu kan memang susu, ya rasa susu.' "Ada gak rasa susunya?" tanyanya semakin ngotot. Lagi mikir keras aku refleks menjawab, "gak ... gak ada, Pak! Gak ada yang rasa susu. Yang ada rasa vanila dan madu." Kemudian dia memutar badan dan berjalan ke rak tempat susunan susu. Dia meletakkan kembali susu yang dipegangnya, lalu m

Tidak Jelas

Gambar
Berkenalan di facebook berlanjut ke whatsapp. "Hi ...." Sapa cowok pakistan itu melalui whatsapp dan percakapan  gaje  pun di mulai. "Hi," kujawab. "What are you doing?" tanyanya lagi. "Nothing!" Kami banyak membahas tentang apa ya? bisa di katakan tidak jelas, dan aku selalu mengakhiri dengan alasan sudah mengantuk dan ingin tidur lebih dulu. "Ok, I will go to sleep," ucapku. "Night," jawabnya. Saat tidur semua gadget kumatikan, agar tidur menjadi lebih tenang. "Tok ... tok ... tok!" Suara ketukan pintu terdengar berisik, aku terbangun. "Siapa sih, malam-malam begini?!" gerutuku berjalan membuka pintu. "Assalamualaikum?" Terdengar suara lelaki mengucap salam. "Wa'alaikumsalam ... Safeer! What are you doing here?" tanyaku terkejut. "Aku datang ke sini untuk bertemu denganmu, Natasha," jawabnya. "Kamu ... bisa berba

Pensil Alis

Gambar
"Bagus, Kak ... bagus!" t eriaknya girang melihat ke kaca, setelah alisnya kusketsa dengan pensil alis milikku. "Siapa dulu dong yang make over?" ucapku mengkibaskan rambut dengan wajah tersenyum. "Iyalah! Kakak kan sudah terbiasa, kerja selalu pakai make up," kilahnya sambil tetap memperhatikan alis barunya, dia tersenyum-senyum sendiri. "Hahaha ... makanya, kamu cepat lulus dong!" seruku mengacak-acak rambutnya. Nury, gadis remaja kelas tiga SMA ini kelihatan senang sekali alisnya berubah. Mungkin karena selama ini alisnya tidak kelihatan. Sebenarnya tanpa make up wajahnya sudah cantik, wajah Nury, putih, bersih tanpa noda jerawat. Teman satu kost denganku ini, sudah seperti adik sendiri. Kami begitu dekat sehingga ketika dia  galau  selalu curhat kepadaku.  Kamarnya tepat berada di samping kamarku. Sejak kelas satu SMA, dia sudah 'ngekost' karena rumahnya jauh dari sekolah. Sebenarnya kami berniat ingin

Right

http://www.bangsyaiha.com/2016/09/mengapa-salat-itu-berat.html?m=1

Pengharapan

Gambar
Bulan tersenyum Menyapa sang malam Gemintang bersinar Kerlipnya kian terpancar Seribu kebaikan mendekat Nafsu tercekat Setan terlaknat Terbelenggu ketat Ada apa? Aku terdiam Merenung dalam kelam Mendekap hati yang kian hitam Seraya memohon ampunan Menghembus diri pada naungan kasih-Nya Tertatih dalam jembatan iman Terikat dalam lingkar takwa Mengharap pada sang Ilahi Merindu janji akan pelukan surgawi #RNue #ODOP_Batch3

Gadis Bayangan

Gambar
Langit senja mulai menyapa, megahnya mentari telah jatuh di ufuk barat. Dua belas jam perjalanan, akhirnya sampai juga di villa perusahaan. Lelah, itu yang kurasakan. "Penelitian kali ini harus berhasil," gumamku berjalan menuju kamar yang telah disediakan. Kurebahkan tubuh yang sedari tadi ingin dimanjakan. Mataku tertuju ke luar jendela, mengapa ada gadis duduk sendirian di tepi danau? Kualihkan pandangan ke jam dinding, sudah jam sembilan malam. Aku penasaran dan menghampirinya. "Hai ... kenapa duduk sendirian?" tanyaku setelah sampai di dekatnya. Dia terkejut dan menjawab, "Aku ingin merasakan kesejukkan angin malam dari danau ini." "Boleh kutemani?" "Silakan," jawabnya tersenyum. Aku pun duduk di sebelahnya. Rasa lelah yang menyerang tubuh seketika hilang. Mata ini tak lepas menatapnya. Gadis ini, seperti bukan gadis desa biasa. Matanya coklat bening, rambutnya pirang, dia sangat manis. Ada perasaan aneh mulai menggerogoti h

Seperti Apakah Bentuk Bumi, Bulat Atau Datar?

Gambar
Beberapa waktu lalu saya sempat berdebat dengan teman di facebook. Perdebatan kami mengarah kepada bentuk bumi. Seperti apa bentuk bumi. Bulat ataukah datar? Awalnya, dia menulis status dalam suatu grup difacebook "Bumi itu datar." sebenarnya saya ingin mengabaikan saja, tetapi beberapa menit terlewati statusnya tidak ada yang memberi komentar atau suka. Jadi saya iseng dengan menuliskan kata "Bulat" di kolom komentar. Sela waktu beberapa menit, komentar saya dibalas "Tau dari mana bulat, emang pernah liat langsung?" tanyanya di kolom bawah komentar saya. Saya bingung dan bertanya-tanya. Ini orang sepertinya serius mengatakan bentuk bumi datar. Saya balas komentarnya dengan bertanya kembali "Tau dari mana datar, emang pernah liat?" tanya saya. Kami berdebat tentang bumi, datar ataukah bulat. Banyak teman yang melihat perdebatan kami, sehingga mereka ikutan memberi komentar. Anehnya dari tiga orang yang ikutan berkomentar tak ada satu pun memb

CLBK

Gambar
"Maaf," ucap seorang lelaki  ketika menyentuh tangan seorang perempuan yang mengambil buku di sebelahnya. "Mas Arif!" Maya terkejut tidak percaya. Orang yang membuatnya betah ngejomblo dan tidak selera melihat lelaki lain. Sekarang berada di hadapannya. Sudah sekian lama dia menghilang. Terakhir yang didengarnya, Mas Arif, akan menikah dengan seorang wanita karir yang cantik dan dewasa. Dibanding dengan Maya, yang saat itu hanyalah seorang anak SMA yang mengharapkan cinta lelaki bermata elang itu. Tetapi dia, sedikit pun tidak mengetahui perasaan Maya. Dan harapan itu hanya Maya dan Tuhan yang tahu. "May, kamu masih sendiri?" tanya Arif membuyarkan lamunannya ketika mereka memutuskan untuk makan bakso di sebelah toko buku. "Maksudnya, Mas?" Maya pura-pura tidak mengerti. "Maya, sudah menikah?" "Hmm ... belum ketemu yang cocok, baru selesai wisuda. Bagaimana rumah tanggamu, Mas?" tanya May

Hadiah Terindah

Waktu menunjukkan pukul 08.30 Wib, kulirik jam dinding sontak terkaget, "Aku telat!" Kusambar handuk dan bergegas ke kamar mandi. Selesai mandi tanpa sarapan kunyalakan motor matic lantas melaju kencang membelah jalan dan seketika sampai di kantor. "Kamu telat lagi, Mar? Kalau begini terus bagaimana bisa saya mempertahankan kamu untuk bekerja di perusahaan ini, Kami membutuhkan karyawan yang disiplin!" Entah sudah keberapa kali atasan menegurku, setiba di kantor, tanpa babibu atasan langsung memanggil keruangannya dan saat itu aku hanya bisa merunduk. Terlambat, kata yang tak asing dan itu sudah menjadi ciri khas dalam keseharianku. Selalu telat bukan karena malas bangun, bukan itu! Saat jam kantor usai, tepatnya pukul 17.00 wib. Aku harus bekerja di toko roti sampai jam sepuluh malam. Dan di tengah malam aku membuat kue untuk dijual ke pasar esok harinya. Bukan aku tak sayang badan hingga memaksakan tubuh untuk bekerja keras begini, tetapi karena aku h

Bidadari Dunia

Gambar
Wahai kau insan perhiasan dunia Bidadari penghias bumi Ia tak bersayap seperti halnya malaikat Menatap indah diterpa sang pandang kian melekat Menawan suci Dan ia bercahaya Lembut bahasamu seperti gerimis yang jatuh membasahi bumi Elok parasmu Laksana tabir pemecah sepi Anggun pribadimu Bak kelopak mawar yang merekah di musim semi Duhai wanita ia mutiara Bercahaya ... di mana pun ia berada Lembut, anggun tetap tegas dan berpendirian Kuat, cerdas dan mencerdaskan nuekarhien@gmail.com #RNue #ODOP_Batch3

Dandellion

Gambar
Sepucuk dandelion terbang Pasrah mengikuti angin Biarlah angin membawanya pergi pergi menebar kasih Tebaran putik kian henti Dandelion jatuh ke bumi Ilalang menyapa Mentari pagi menyinari Isaknya menyayat hati Tak ada kata Hanya kesunyian merajai Diam membisu terasa asing Hidup sendiri bertemankan sepi Masih adakah cinta?  Masih adakah bahagia? Dia bertanya duka Hanya angin yang menjawab dengan belaiannya #RNue #ODOP_Batch3

Bukanku Tak Mau Mencium Ayah

Gambar
Ada hal yang kuingat sewaktu kecil, tepatnya saat usia lima tahun. Aku sangat sayang kepada Ibu. Ketika Ibu berada di dekatku, setiap menit, setiap detik, aku selalu menciumi kedua pipi Ibu. Di mana pun itu, selalu. Saat tidur, saat makan, saat duduk bersama. Di saat aku bersama Ibu di saat itu juga aku selalu menciuminya. Mungkin karena aku anak yang paling kecil. Dulu waktu kami nonton bersama-sama. Seperti biasa aku yang berada di pangkuan Ibu selalu menciumi kedua pipinya. Saat itu ada teman Ayah juga yang ikut nonton bersama kami, dia memperhatikan tingkah lakuku yang setiap ada iklan atau jeda film selalu mencium Ibu. Kemudian dia bertanya,"Kok selalu Ibunya yang dicium, kenapa Ayahnya gak dicium juga?" Mendengar perkataan Pak Wir, Ayah menoleh kepadaku, dia menatapku. Aku tidak begitu mengerti maksud tatapan Ayah. Aku hanya bisa menjawab, "Gaklah, Pak! Malu dong kan udah gede." "Hahaha," dia pun tertawa. Lantas aku pun memandan

Rania

Gambar
"Ayo, Kak ... sini!" "Tuh! Adik saja berani," tunjuk mamaku kepada anak perempuan yang berjalan melewati lorong-lorong sempit sendiri, dan meninggalkan ibunya di belakang. Sementara aku, malah minta gendongan mama untuk menyusuri jalan-jalan itu. Aku masih kecil, wajar saja takut. Jalannya gelap begitu. Setiba di jalan terang yang penuh dengan lampu warna-warni tepatnya di festival layar tancap. Aku pun diturunkan mama dari gendongannya. Dan kami bermain bersama. Aku dibelikan es krim oleh mama. Sedangkan anak perempuan itu, hanya bisa menangis meminta kepada ibunya, tetapi tidak dibelikan. Mungkin, karena dia sedang pilek dan tidak boleh minum es krim.  Namun, diam-diam aku memberikan es krimku ke Rania. Dan dia berhenti menangis. "Terima kasih, Kak," ucapnya tersenyum "Iya ... ayok main lagi," ajakku. Rania, anak tetangga dekat rumah tanteku di Sukabumi. Kami bertemu saat aku berlibur ke sana dan kami sering ber

Cinta Tak Harus Memiliki

Gambar
Saat bertemu Ana di sebuah cafe . Aku hanya diam dan mengaduk-aduk jus alpukat tanpa meminumnya.   Pandanganku jauh menerawang, imajinasiku muncul dengan liarnya. Terlihat kenangan masa lalu di sana. Adegan demi adegan bermain tanpa jeda, lelah, dan kalah.  "Kenapa melamun?" tanya Ana.  Adegan itu seketika buyar. A ku terkejut! Lantas menjawab dengan datar, "masih teringat dia." "Sudahlah, dia kan sudah menikah dengan wanita lain. Masih banyak yang menunggu kamu di depan sana. Ayo move on!" Ana memegang tanganku dan menggenggamnya. Matanya menatapku prihatin.  Aku menatap Ana, kemudian mengalihkan pandangan ke jus alpukat yang sudah mencair.  "Move on itu bukan hanya tentang lupa, tapi bagaimana bisa tersenyum saat merasakan luka. Aku gak bisa seperti itu, An."  Rasa cinta selalu disertai rasa ingin memiliki. Aku merindukannya," jelasku padanya memelas.   Ana menghela nafas, melepaskan genggamannya, semenit kemudia

Cahaya Cinta

Gambar
Kehidupan ini kujalankan bagai buah simalakama. Hati ini terasa perih seperti luka yang masih basah ditambah luka lagi. Apakah bisa terobati? Bahkan aku merasa masa depanku telah hancur. Perjodohan dengan pria asing itu tak bisa ditolak. Menurut Ayah dan Ibu, lelaki inilah yang terbaik buatku. Tanpa bertanya dan meminta persetujuanku, mereka langsung menerima lamarannya. Menikah dengan lelaki pilihan orangtua dan menjalani hidup berumah tangga dengannya, membuat hidup ini bagai sambal tanpa bawang. Tak ada rasa! Hari-hari kulalui dengan hampa. Tetapi, kewajiban sebagai seorang istri tetap kujalani. Seperti memasak, membersihkan rumah, dan mempersiapkan keperluannya saat bekerja. Satu hal pengecualian dia tak boleh menyentuhku. Suatu ketika saat tengah malam. Aku terbangun dari tidur, dan melihat suamiku sedang salat malam. Kuperhatikan wajahnya dengan seksama, siluet wajah yang sangat berbeda, dia kelihatan lebih tampan dan seakan ada cahaya memancar dari kedua pelipis