Seperti Apakah Bentuk Bumi, Bulat Atau Datar?
Beberapa waktu lalu saya sempat berdebat dengan teman di facebook. Perdebatan kami mengarah kepada bentuk bumi. Seperti apa bentuk bumi. Bulat ataukah datar?
Awalnya, dia menulis status dalam suatu grup difacebook "Bumi itu datar." sebenarnya saya ingin mengabaikan saja, tetapi beberapa menit terlewati statusnya tidak ada yang memberi komentar atau suka. Jadi saya iseng dengan menuliskan kata "Bulat" di kolom komentar.
Sela waktu beberapa menit, komentar saya dibalas "Tau dari mana bulat, emang pernah liat langsung?" tanyanya di kolom bawah komentar saya.
Saya bingung dan bertanya-tanya. Ini orang sepertinya serius mengatakan bentuk bumi datar. Saya balas komentarnya dengan bertanya kembali "Tau dari mana datar, emang pernah liat?" tanya saya.
Kami berdebat tentang bumi, datar ataukah bulat. Banyak teman yang melihat perdebatan kami, sehingga mereka ikutan memberi komentar. Anehnya dari tiga orang yang ikutan berkomentar tak ada satu pun membela dia. Karena pendapat kami sama. Bumi itu bulat. Tetapi dia tetap bertahan dengan mengatakan bumi itu datar.
Perdebatan semakin panjang. Sehingga kami terdiam, ketika dia memberi komentar dengan surah yang ada di dalam Al-Qur'an yaitu surah Al-Kahfi ayat 47 "Dan ingatlah akan hari yang ketika itu Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka." Dia lanjut berkomentar "Saya masih bertanya-tanya tentang ayat ini," katanya dengan emoticon senyum sumringah.
Saya tak kehabisan akal, saya mencari definisi lebih detail tentang ayat tersebut. Karena saat itu, saya tidak boleh memegang Al-Qur'an secara langsung. Maka saya mencarinya di google. Saya browsing surat Al-kahfi ayat 47 dan dapat penjelasannya, lalu saya lanjutkan memberi komentar dengan kata maaf sebelumnya. Saya berkomentar bahwa surat itu mengatakan keadaan bumi di hamparkan ketika hari kiamat tiba. Di ayat itu Allah SWT memberitakan tentang keadaan pada hari kiamat, dan apa yang terjadi pada hari itu berupa peristiwa yang dahsyat dan mengerikan. "Intinya jangan disamain negeri akhirat dengan negeri yang fana ini (dunia). Stop no debat," tulis saya.
Setelah saya selesai berkomentar, teman-teman yang membela saya dalam perdebatan tadi juga ikut berkomentar. Ada yang berkomentar mungkin dia khilaf dan ada juga yang berkomentar membalas dengan surah yang ada di dalam Al-Qur'an juga. Tetapi sebelumnya dia membalas komentar saya dengan mengatakan kalau dia sedang mencari kebenaran. Karena menurut dia, keadaan bumi itu akan mempengaruhi kehidupan kita di dunia. Dan dia masih tak mau kalah mengatakan bahwa bumi itu datar.
Teman yang membalas komentar dengan ayat Al-Qur'an mengatakan bentuk bumi itu tidak bulat penuh seutuhnya. Dia mirip seperti telur burung unta. Dan dia memberi link bahwa bentuk bumi seperti telur burung unta, saya cek dan definisinya seperti ini "Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. [Q.S. An-Naziat 79:30] kata Arab “dakhaha”, disini jika menurut translasi Indonesia Depag artinya adalah “dihamparkan”. Namun, dilain sisi, ternyata kata arab “dakhaha“ juga bisa berarti telur burung unta. Yang mana bentuk telur burung unta menyerupai bentuk geo-spherical bumi. Begitu tulisan yang ada pada link tersebut.
Perdebatan itu pun kian berlanjut masing-masing dari kami tak ada yang mau mengalah. Akhirnya ada juga yang berkomentar dengan memberi link bumi itu bulat. Tetapi perdebatan itu tak berujung. Bahkan kami semua saling ngebully dengan kata datar. Apapun itu selalu ada kata datar. Contohnya, pohon ini datar, laut ini datar, gunungnya juga datar.
Dari perdebatan itulah sampai sekarang kata datar menjadi favorit saya. Jika teman-teman memperhatikan status saya di facebook. Maka perhatikanlah, tak terlepas dari kata datar. Hal itu juga mempengaruhi teman saya. Kami pun mendapatkan gelar baru. Para member di grup itu mengatakan kami duo datar.
Sebenarnya kami masih ragu dengan keadaan bumi ini. Ia bulat ataukah datar. Dengan keraguan itulah teman saya yang dikatakan duo datar mencari lebih detail tentang bentuk bumi, melalu situs-situs yang ada di internet dan hasilnya didapatkan sebagai berikut oleh: KH. Drs. Yakhsyallah Mansur, M.A.*
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ ۖ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ ۖ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى ۗ أَلَا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ/ الزمر [٣٩]: ٥.
(Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. – Q.S. Az-Zumar [39]: 5).
Menurut Ar-Raghib Al-Asfihani dalam “Al-Mufradah fi Gharib Al-Qur’an” kata كَوَّرَ , fiil madli, yang fiil mudlarinya يُكَوِّرُ seperti ayat di atas mengandung pengertian “mengitari benda-benda bulat dan menutupkan sebagian kepada sebagian yang lain seperti mengitarkan surban.”
Jadi melalui ayat ini secara tersirat Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan kepada manusia bahwa bumi itu bulat tidak seperti kepercayaan mayoritas manusia saat Al-Quran diturunkan bahwa bumi itu datar. Kepercayaan manusia bahwa bumi itu datar adalah berasal dari otoritas gereja bersumber dari ayat-ayat Kitab Suci mereka yang katanya berasal dari Tuhan, seperti:
Matius 24, 31: “Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari KEEMPAT PENJURU BUMI, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.”
Wahyu 7, 1: “Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada KEEMPAT PENJURU BUMI dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon.”
Wahyu 20, 8: “Dan dia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa dari KEEMPAT PENJURU BUMI, yaitu Gog dan Magog dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir di laut.”
Masih banyak ayat Al-Kitab yang menyatakan bumi ini datar dan bersudut empat seperti pada: Matius 12: 42, Lukas 11: 31, Kisah Rasul 1: 8, Roma 10: 18 dan Amsab 17: 42.
Al-Quran, yang diturunkan di saat mayoritas manusia berpikir bahwa bumi itu datar, menyatakan secara langsung bumi itu bulat akan membuat Islam semakin tidak diterima dan makin banyak orang akan menuduh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam benar-benar gila.
Masalah bumi itu bulat bukanlah masalah yang terkait langsung dengan akidah, akhlaq dan syariah yang menjadi misi utama Islam. Oleh sebab itu ayat-ayat yang menyatakan bumi itu bulat diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala secara tersirat, karena Al-Quran sebagai ayat-ayat Allah harus sejalan dengan ayat-ayat Allah / tanda-tanda kebesaran Allah yang terdapat di alam semesta yang kebenarannya akan dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada saat Al-Quran diturunkan, kepercayaan bahwa bentuk bumi itu bulat sudah ada, yang dipelopori oleh Phytagoras (abad 6 SM) dan Aristoteles (384-322 BC). Namun kepercayaan akan bentuk bumi, baik bumi itu datar maupun bulat masih didasarkan pada pengamatan indera dan argumen logika, tanpa bukti ilmiah, sehingga paham tentang bumi itu bulat kurang begitu populer dibanding paham yang telah dipercaya lebih dahulu bahwa bumi itu datar yang didukung oleh gereja Nasrani dan orang-orang Yahudi. Karena mereka percaya kalau bumi itu datar, orang tidak berani berlayar jauh untuk mencari ikan karena mereka takut jatuh dari air terjun ke lubang gelap (dark hole) di ujung bumi.
Ketika peradaban Islam datang, para Ilmuwan Muslim melakukan riset dan menguatkan teori bahwa bumi itu bulat. Menurut Prof. Dr. Raghib As-Sirjani, sebab paling penting dalam masalah ini di samping ayat di atas (Q.S. Az-Zumar [39], 5) juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَٰلِكَ دَحَاهَا/ النازعات [٧٩]: ٣٠.
(Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. – Q.S. An-Nazi’at [79]: 30).
Kata دَحَى (daha) dalam bahasa arab berarti sebagaimana juga terdapat ayat-ayat yang membicarakan tentang kebulatan dan perputarannya mengitari dirinya yang menyebabkan perputaran siang dan malam.
Ibnu Kardzabah (204-272 H), seorang ahli sejarah geografi mengatakan, “Bumi itu berputar sebagaimana putaran bola, tempatnya seperti kuning telur dalam tengah telur.”
Ibnu Rustah (300 H), seorang pakar geografi dari Isfahan mengatakan, “Allah meletakkan galaksi berputar seperti berputarnya bola, tengah-tengah perputaran, bumi juga berputar dan tempat diamnya di tengah galaksi tata surya.”
Tentang bulatnya bumi dinisbatkan kepada Al-Makmun (218 H) salah seorang khilafah Dinasti Abbasiyah. Dialah yang pertama kali melakukan percobaan analogi memisahkan bola bumi (globe). Dia mendatangkan dua kelompok ilmuwan astronomi dan geografi. Satu kelompok di bawah pimpinan Sanad bin Ali, seorang ahli perbintangan, matematika dan falak yang beragama Yahudi kemudian Islam dan kelompok satunya di bawah pimpinan Ali bin Isa Al-Astrolobe, seorang ahli matematika dan falak yang cukup terkenal di Baghdad. Ada yang mengatakan salah satu pimpinan dua kelompok itu adalah anak Musa bin Syakir.
Mereka mengambil kesepakatan dua kelompok ini pergi ke suatu tempat yang berbeda arah di atas perputaran kulit yang meliputi bumi dari timur ke barat, kemudian menghitung ukuran ketentuan derajat satu dari garis-garis panjang (yang mencapai 360 garis panjang).
Al-Idrisi (1100-1166 M), seorang ahli geografi yang berhasil menggambar peta bumi mengatakan, “Bumi itu berbentuk bulat seperti bulatnya bola. Sedangkan air menempel, tidak mengalir (tumpah) di atasnya secara alamiah tidak terpisah dari padanya. Bumi dan air sesuatu yang tetap di ufuk galaksi sebagaimana kuning telur dalam cangkang putihnya, meletakkan keduanya dalam tata letak yang seimbang, dan angin bertiup (yang dimaksud cuaca udara) dari seluruh arah sudutnya.”
Peta gambar oleh Al-Idrisi
Dari peta-peta yang digambar oleh Al-Idrisi, Will Durant mengatakan, “Peta ini paling hebat dari nilai-nilai pemikiran ilmu gambar peta pada abad pertengahan. Belum pernah ada peta yang digambar lebih sempurna sebelum itu; lebih detil, lebih luas dan lebih besar secara terperinci. Al-Idrisi salah seorang yang menguatkan teori tentang bumi bulat dan dapatlah diketahui bahwa fakta ini merupakan sesuatu yang dapat diterima kebenarannya.”
Ulama lain yang sependapat bumi itu bulat adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (1263-1328 M) tokoh salafi yang mengatakan, “Ketahuilah, bahwa mereka (para ulama) sepakat bahwa bentuk bumi itu bulat yang ada di bawah bumi hanyalah tengah dan paling bawahnya adalah pusat.”
Ibnu Khaldun (1332-1406 M) berkata, “Ketahuilah, sudah jelas di kitab-kitab para ilmuwan dan para peneliti tentang alam bahwa bumi berbentuk bulat.”
Walaupun berdasarkan berbagai penelitian membuktikan bahwa bumi itu berbentuk bulat, namun para ulama tetap menghargai orang berbeda pendapat dengan mereka.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Hazm ketika menukilkan kesepakatan ulama tentang bulatnya bumi, “Mereka mengatakan, Sesungguhnya petunjuk-petunjuk telah membuktikan bahwa bumi itu bulat. Sementara secara umum ada yang mengatakan selain itu. Jawaban kami dengan petunjuk Allah, sesungguhnya dari kalangan para ulama Islam yang berhak disebut pioner dalam ilmu tidak mengingkari bumi ini bulat. Tidak salah orang yang menolak pendapatnya.
Bandingkan dengan perjalan perkembangan soal pertentangan ilmiah di Barat yang berujung dengan gelimang darah, pemenjaraan bahkan hukuman mati. Seperti yang dialami oleh Galileo Galilei (1546-1642 M) yang dengan tegas mengatakan bumi itu bulat kemudian dihadapkan pada hukuman mati.
Seiring dengan pekembangan sains dan teknologi, kebenaran pernyataan Galileo tersebut semakin jelas. Bahkan tak sedikit orang beranggapan bahwa dialah orang pertama yang menemukan teori bulatnya bumi padahal ratusan tahun sebelumnya ilmuwan Islam dengan berdasar Al-Quran dan penelitian mereka telah membuktikan bumi itu bulat.
Wallahu A’lam bis Shawwab.
sumber :
1. http://mirajnews.com/artikel/mukjizat-al-quran/5344-bentuk-bumi-menurut-al-quran.html
2. https://cementing.wordpress.com/2013/12/13/bentuk-bumi-menurut-al-quran/
Komentar
Posting Komentar