Berbagi Cerita Penuh Tawa di Malam Minggu yang Datar

Malam minggu kemarin, Ketika asyik berselancar di dunia maya, tiba-tiba ponsel saya bergetar dengan kencangnya, getarannya melebihi guncangan letusan gunung Sinabung Medan, sungguh berlebihan. Mendadak saya berpikir, apakah dunia maya telah diazab? Karena melihat saudara-saudara muslim Palestina tidak bisa beribadah dengan tenang, bahkan masjid Al-Aqsha sampai diblokir oleh kaum rezim asad. Sangat tidak manusiawi. Umat muslim yang ada di palestina menangis, melihat masjid Al-Aqsha dikuasai tangan-tangan kotor israel yang melarang mereka beribadah didalamnya.

Saya juga berpikir, apakah dunia maya berguncang akibat dana haji yang tersimpan di pemerintah akan diinvestasikan untuk pembangunan infrastruktur, atau karena adanya girlband K-POP Girl Generation SNSD akan datang ke Indonesia untuk syukuran kemerdekaan RI, sehingga dunia maya terguncang hebat begini? Benar-benar tidak stabil.

Bahkan saya sampai berharap kejadian itu bukan hanya berdampak di dunia maya saja, tetapi juga di dunia nyata, khususnya untuk mereka yang telah memblokir masjid Al-Aqsha. Masjid Al-Aqsha tidak boleh dikotori apalagi sampai dirusak oleh tangan-tangan kotor Israel sang penjajah durjana. Saat ini mereka sedang melakukannya di depan mata dunia. Biarkan pertahanan mereka terguncang, hancur, lebur, menjadi abu. Semoga! 

Tapi salah, ternyata apa yang saya pikirkan salah. Dunia maya bergetar bukan karena itu semua, melainkan ada seorang teman yang menelepon. Panggilannya membuat ponsel saya bergetar tidak wajar, ketara sekali sepertinya teman saya ini sangat butuh seseorang untuk diajak bercerita pada malam minggunya yang datar.

Dewi DeAn, atau yang lebih akrab saya memanggilnya eda (kakak). Maksud dan tujuan eda menelepon adalah menyuruh saya keluar rumah untuk bermalam minggu, "How can you do that, Eda?" Maksudnya apa coba saya disuruh keluar sedangkan dia sendiri tidak keluar, malahan katanya dia sedang keloni dua anak kecil yang dititip orang tuanya bekerja. Baiklah, akhirnya kita memutuskan untuk tidak ke mana-mana dan mengobrol sesuatu yang absurd.

Sebagai anak perantauan dari kampung yang sama, kita banyak bercerita tentang Medan. Membicarakan kampung halaman tak ada habisnya, walaupun sebenarnya Eda ini bukan anak kelahiran Medan asli, tapi seluk beluk kota Medan sedikit banyak beliau sudah taulah. Saat kami bercerita tentang kampung kesayangan, sinyal naik turun. Sinyal sangat tidak bersahabat malam itu.

Sakit hatinya saat saya bercerita panjang kali lebar tambah tinggi dibagi rata, dia malah bertanya, "Eda, ngomong apa? " lelahnya saya yang sudah berkata-kata, ya sudah ketawain saja. Terus lanjut bercerita lagi, dan lagi-lagi sinyal pun hilang, ya ditertawakan sajalah lagi. Sebenarnya kami tertawa tentang apa? Entahlah, yang penting bahagia. Itu sudah cukup membuat malam minggu yang abu-abu menjadi berwarna sedikit.

Tapi ada cerita Eda yang membuat saya ngakak jungkir balik. Pastinya tentang Medan dan sekitarnya. Eda Dewi bercerita tentang salah satu becak aneh dan unik di Medan, namanya becak ambulans. Sudah bisa dibayangkan bukan, seperti apa becak ambulans itu?

Ketika semua orang ingin cepat berkendara dia tak kalah lebih cepat lagi. Yah, namanya becak ambulans, saat dihidupkan lampu ambulansnya terdengar alarm mobil ambulans yang ingin berkendara tanpa hambatan. Seketika semua orang memberi jalan agar ambulans itu bisa lewat dengan cepat dan selamat.

Tak disangka, saat sudah di depan mata, yang lewat bukan mobil, melainkan becak yang ada alarm ambulansnya. Yang lebih parahnya, becak itu tidak ada sewa (penumpang). Apa yang mau dikejarnya coba? Merasa dipermainkan, tanpa basa-basi si tukang becak ambulans pun dipukuli pengendara lain.

Begitulah akhirnya tukang becak kena slogan anak Medan 'Senggol dikit bacok.' Intinya boleh saja bercanda tapi lihat situasi dan kondisi, di mana semua orang ingin berkendara dengan cepat dan aman. Janganlah bercanda dengan cara berlebihan, kalau tidak nasibnya seperti tukang becak ambulans, yang membuat semua orang bertanduk melihatnya, kata eda. 

Lucu, kocak sekaligus miris. Cerita malam minggu eda Dewi DeAn kemarin. Lalu sinyal hilang mendadak dan kami sudahi saja obrolan malam itu. Tak lupa diakhiri dengan salam tentunya.

#tugas3
#nonfiksi
#Onedayonepost

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan Lupakan Aku

Met Milad Kak Rita

Teman yang Bagaimana Kamu?