The Spirit Came




Beberapa bulan ini saya terserang penyakit akut hampir stadium akhir, kata dokter tidak ada obatnya. Bagaimana bisa ada, saya juga tidak berobat ke dokter untuk penyakit ini. Big break, penyakit langka dan hanya menyerang para penulis atau yang ingin menjadi penulis atau seseorang yang punya bakat menulis status, berkeinginan menjadi penulis buku.

Big break itu berasal dari bahasa Inggris yang artinya big; besar dan break; jeda

Jadi big break adalah keadaan di mana seseorang menjeda waktu yang lumayan lama untuk menulis.

Tiga bulan sudah saya tidak menulis. Sejak bulan Desember dua ribu enambelas, sudah vakum menulis. Dimulai dari tantangan cerbung. Susah sekali melanjutkan jalan ceritanya, ide yang mampet dan alur yang bisa dibilang entah tak kunjung menampakkan diri. Alhasil cerbung saya tak selesai-selesai.

Kapan menulisnya? Jangan tanya. Saya sendiri bingung untuk memulainya. Rasa frustasi menggergoti pikiran saya untuk kembali menggoreskan pena di kertas, atau ketikkan keypad di note ponsel. Benar-benar sulit.

Sempat terpikir untuk berhenti menulis, karena banyaknya jadwal dan pekerjaan yang harus saya lakukan di dunia nyata. Tetapi saya masih haus ilmu dalam hal tulis menulis. Saya masih ingin menyelami dunia kepenulisan lebih dalam, dan tak lupa bernapas tentunya. Dalam artian mempratikkan.

Sebenarnya saya malu jika tidak pernah menulis tetapi tetap mengikuti, menyimak, atau mencuri-curi ilmu dalam grup kepenulisan. Apa gunanya saya lakukan semua itu walau pada akhirnya saya tidak juga menulis. Tapi itu semua saya lalui dengan santai toh teman-teman di sana juga tidak pernah bertatap muka dengan saya. Muka tebal ini pun terselamatkan.

Kemudian saya merenung, mengingat, menimbang dan memutuskan. Pikiran untuk berhenti menulis itu saya tepis jauh-jauh. Saya harus bisa bangkit untuk menulis lagi, saya harus bisa memulai dari awal lagi dan saya harus bisa menyelesaikan apa yang sudah saya mulai. Edisi menyemangati diri sendiri pun menjadi sugesti tersendiri dalam diri.

Saya menulis bukan karena hobi atau punya bakat, tapi saya ingin menjadi keren. Penulis itu keren, pernah dengarkan kalimat yang mengatakan, "Jangan main-main dengan penulis atau kamu akan abadi dalam karyanya?"

Saya ingin seperti itu, saya ingin menjadi penulis dan saya ingin mengabadikan nama teman-teman saya dalam tulisan saya. Jadi selamat datang semangat menulis. Semoga di bulan ini saya bisa menulis satu hari satu tulisan. 

#RNue
#Tantangan
#ODOP_Batch3

Komentar

  1. Woww.. Kok sama kayak saya... Saya juga gitu.. Kalo dah boring mualesssny mnt ampun mw nulis.. Tapi skrng brusaha nulis trus..
    Kalo kyak gitu mnding suka ngeliat rang yg pnya kekurangan dr pda kita. Kyak mbak Indah alumni KMO (komunitas mnulis online). Nah itu kkurangannya lumpuh dan bicara tdak lncar. Tapi dia dah buat buku. Saya jdi smngat kalo bayangin kekurangan dia. Hehe.
    Smngat mbak. Saya juga brusaha smngat nih..
    Nice.. Remended me.

    BalasHapus
  2. Semangat, mbak Karhien 👍😊

    Hmmm ... Aku ingin sekali menggunakan kalimat : jangan main-main dengan penulis, atau kau akan abadi di setiap karyanya.

    Mungkin bisa kutambahkan : tetaplah menulis karena suatu saat setiap tulisan akan menemui takdirnya sendiri.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Met Milad Kak Rita

Aku yang Bukan Aku

Cinta Tak Harus Memiliki