Kara
Sesungguhnya
Aku tak rela
Melihat kau dengannya
Sungguh hati terluka
Reff lagu 'Tak Rela' mengalun lembut di meja kerjanya. Kara, wanita berkaca mata minus, sedang asik menikmati sajak-sajak yang dilantunkan bibir vokalis merpati band tersebut. Jemarinya lincah menari di atas tuts-tuts keyboard komputer.
Dia selalu gagal fokus, pikirannya menerawang tepat ke masa lalu, dia teringat teman remajanya. Sudah sepuluh tahun berlalu, tetapi gadis berambut pirang sebahu ini tak pernah sedikit pun melupakan dia.
Saat ini mereka terpisah oleh kota yang berbeda, Kara berada di Medan, bekerja sebagai Teller di sebuah Bank. Sedangkan temannya berada di Jakarta.
**
Di penghujung senja, dua insan berdiri di atas jembatan laut merah. Saat itu terlihat sang wanita dengan emosi meledak-ledak memarahi lelaki dihadapanya.
"Kamu, beneran tidak mencintaiku?" tanyanya dengan wajah berwarna merah penuh dengan emosi.
Seketika lelaki yang ingin berbicara perihal surat yang ia beri kepada teman wanita itu, malah didorong ke ujung jembatan. Lantas semua menjadi gelap.
"Aaaah .... " Kara terbangun dari tidur. "Mimpi itu lagi," gumamnya. Tubuhnya lemas, meja kerja berantakan. Ada bekas iler yang menempel di selembar kertas laporan keuangan.
I don't wanna feel
The way that I do
I just wanna be
Right here with you
Kali ini terdengar suara Shane Filan yang mengalun syahdu, suara salah satu personil weslife itu berhasil menenangkan hatinya.
Hari ini, tepatnya hari minggu ketiga, bulan sebelas dua ribu enam belas. Kara sedang berada di kantor, ekor matanya melirik jam tangan cassual yang dikenakan. Sudah jam sepuluh malam, itu artinya tujuh jam sudah dia lembur sendirian di kantor.
Lembur terpaksa ini dilakukan karena adanya kesalahan pada laporan keuangan cabang yang direkapnya. Pimpinan cabang mengizinkan lembur, karena sebentar lagi tim audit akan datang ke kantor cabang.
"Mungkin sudah cukup," ucap Kara membereskan meja kerja lantas menyambar tas mini polkadot kesayangannya.
**
Di belahan bumi lain. Sepasang kekasih terharu suka, terlihat dari semburat wajah keduanya bercahaya.
"Hati-hati, Mas!" ucap Za, kepada sang suami yang menompang tubuhnya masuk ke kamar pengantin.
"Tenang saja, istriku. Mas kuat kok," Dzaki tersenyum bahagia menatap ke mata teduh, Za.
Kakinya menggeser pintu kamar dan brakk! Kamar tertutup dengan sendirinya.
Kejadian sepuluh tahun lalu, membuahkan cinta suci antara Za dan Dzaki . Cinta itu hadir karena begitu detailnya perhatian Za saat Dzaki dirawat di rumah sakit. Padahal saat itu mereka masih remaja.
Bersambung.....
#RNue
#TantanganCerbung
#ODOP_Batch3
saya tunggu sampai selesai
BalasHapusHmm... Ok, uncle
HapusBaru baca. Jadi penassaraaaan
BalasHapus