Pendidikan AUD dalam Keluarga dan Masyarakat

BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan adalah pengalaman hidup setiap individu dalam berbagai lingkungan yang memiliki pengaruh positif untuk perkembangan individu sepanjang hayat. Sebagaimana telah diatur oleh pemerintah berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Bab I pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa : pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan anak usia dini (PAUD)  adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini umumnya merupakan pendidikan yang diselenggarakan yang memiliki tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. Pendidikan anak usia dini bisa dilaksanakan melalui jalur pendidikan  formal, non formal, dan informal. Pada jalur formal pendidikan anak usia dini diantaranya Taman Kanak-kanak (TK), dan Raudhatul Athfal (RA), pda jalur nonformal diantaranya kelompok bermain (Kober) Taman Penitipan Anak (TPA) dan satuan paud sejenis (SPS) dan yang terakhir jalur pendidikan anak usia dini pada jalur informal yakni pendidikan keluarga dan masyarakat.


BAB II
PEMBAHASAN
1. Pendidikan AUD dalam Keluarga
Keluarga berperan penting dalam perkembangan anak, terutama di Indonesia di mana mayoritas anak tidak masuk taman kanak-kanak tanpa asuhan yang cukup dari orang tua dan keluarga , anak-anak tersebut memasuki jenjang pendidikan dasar di usia tujuh tahun tanpa persiapan belajar. Pengasuh utama pada usia dini adalah orang tua dan keluarga, sehingga sangat penting bagi mereka untuk memahami jenis interaksi positif yang dibutuhkan anak-anak dan bagaimana memfasilitasinya.
Hal ini ditegaskan dalam penelitian terbaru dari Bank Dunia bahwa keterlibatan orang tua yang aktif , termasuk oleh ayah, dalam kegiatan prasekolah menjadi kunci kesiapan anak memasuki masa sekolah. Pendidikan bagi anak usia dini yang tidak kalah pentingnya dalam pertumbuhan, perkembangan, dan pembentukan karakter anak adalah pendidikan dalam keluarga.
Pendidikan keluarga merupakan pendidikan alamiah yang melekat pada setiap keluarga. Institusi keluarga merupakan lingkungan pertama yang dijumpai anak dan yang mula-mula memberikan pengaruh yang mendalam serta memegang peranan utama dalam proses pendidikan anak.
A. Peranan keluraga dalam membentuk karakter anak

     Keluarga merupakan dunia pertama di mana anak belajar mengenal lingkungan disamping menanggapi dunia luar. Dengan berinteraksi bersama anggota-anggota keluarga, teman-teman sebaya yang beradaptasi dengan lingkungan luar, anak mulai mengetahui banyak hal tentang keberadaan dirinya, peranan keluarga adalah sebagai wahana pertama dalam menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anak sejak usia dini, agar anak dapat memilah-milah prilaku yang baik sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
    Sebagaimana dalam firman Allah SWT; “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. ( QS. An-Nisa : 29 )

   Berbagai pendekatan perlu dilakukan orang tua dalam membangun karakter anak seperti dikemukakan oleh Rin anatara lain:

Membiarkan anak berada diantara orang dewasa
Bercerita tentang pahlawan atau tokoh
Memberikan contoh yang baik
Memberi perhargaan
Jangan mempermalukan anak di depan orang lain
Selalu berkomunikasi dengan anak
Memberikan tanggung jawab sesuai dengan usia
Mendorong anak tampil berani
Memberi kepercayaan kepada anak
Jangan memanjakan anak
Tidak membiarkan anak bermalas-malasan


    Pendekatan tersebut perlu dikukuhkan apabila orang tua menginginkan, anak-anak supaya mempunyai karakter seperti apa yang diharapkan oleh lingkungannya. Membiarkan anak berada diantara orang dewasa dapat melatih dan mengajarkan bagaimana menjadi dewasa dan menjadi anak yang pemberani. Di samping itu orang tua dapat mendongeng atau bercerita tentang topik-topik yang menarik sesuai dengan usia anak agar anak dapat meniru tokoh atau perbuatan baik yang dicontohkan dalam dongeng tersebut.

   Dalam bertingkah laku, orang tua adalah contoh yang paling baik bagi anak. Beberapa tingkah laku yang baik perlu dicontohkan, misalnya menghormati orang yang lebih tua, menegur bila berpapasan atau meminta permisi saat melewati orang lain. Apabila anak kemudian mencontoh dan melakukan perbuatan yang baik, maka ia berhak menerima penghargaan atau hadiah berupa pujian, makanan atau pelukan dari orang yang paling dekat dengan anak. Dengan memberi penghargaan pada anak, anak merasa dihargai dan diperhatikan, sehingga cenderung mengulangi perbuatan baiknya.

   Di samping itu hal-hal lain yang dapat dilakukan orang tua dalam membangun karakter adalah menciptakan hubungan yang harmonis dengan anak. Dengan menciptakan komunikasi efektif, maka anak merasa mendapat perhatian, merasa aman dan merasa dihargai. Situasi tersebut dibutuhkan seorang anak agar ia dapat mengembangkan dirinya menjadi anak yang percaya diri, bertanggung jawab dan mandiri.

2. Pendidikan AUD dalam Masyarakat

   Pada umumnya sekolah merupakan tempat anak didik untuk memperoleh pengalaman-pengalaman, pengetahuan, keterampilan, sehingga anak didik akan mendapat bekal hidup kelak bekerja dilingkungan masyarakat luas. Anak usia dini pada hakikatnya manusia yang memerlukan bimbingan, secara kodrati seorang anak sangat perlu Pendidikan dan bimbingan dari orang dewasa. Masyarakat sebagai lingkungan terbesar dalam kehidupan, berguna untuk melatih jiwa anak dalam bersosialisasi terhadap masyarakat seperti bermain dan bergaul. Yang harus diperhatikan pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat terhadap perkembangan pribadi anak misalnya anak yang terdidik dalam keluarga yang religius, setelah dewasa akan cenderung menjadi manusia yang religius pula. Lingkungan dan keluarga sebagai pendidikan kedua setelah sekolah, orang memiliki peran yang cukup strategis dalam membantu guru memaksimalkan proses pembelajaran bagi anak-anak usia prasekolah. Dalam menyikapi berbagai perubahan sosial dan teknologi yang begitu cepat dalam masyarakat, maka orang tua harus memiliki pegangan edukatif dalam menciptakan suasana pembelajaran. 

 BAB III
PENUTUP
  Kesimpulan
Keluarga adalah lembaga yang utama dan pertama bagi proses awal pendidikan anak-anak. Dan keluarga juga adalah wahana untuk mengembangkan potensi yang dimiliki seorang anak ke arah pengembangan kepribadian diri yang positif dan baik. Orang tua memiliki tanggung jawab yang besar dalam mendidik anak-anak dalam keluarga. Fungsi- fungsi dan peran orang tua tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan fisik anak berupa kebutuhan makanan dan minuman, pakaian, tempat tinggal tapi juga tanggung jawab orang tua jauh lebih penting dari itu adalah berupa perhatian, bimbingan, arahan, motivasi, dan pendidikan. Serta menanamkan nilai-nilai bagi masa depannya.










DAFTAR PUSTAKA
 Vera Nurfadillah, 2014 optimalisasi peran orang tua pekerja dalam pembentukan kemandirian anak usia dini. Universitas Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mansur, (2005) Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Mazhahiri, Husain, (1999) Pintar Mendidik Anak, Jakarta : Lentera.
Muhaimin, (1993) Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofis, Bandung : Trigenda
Karya.
Sadullah, Uyoh, (2007) Pengantar Filsafat Pendidikan, Banduyng : Alfabeta.
Patmonodewo, Soemiarti, (2003) Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka
Cipta
Langgulung, Hasan, (1986) Manusia dan Pendidikan, Jakarta : Al-Husna.
UU SPN (2002) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Nomor : 20 tahun
2003, Jakarta : Harrarindu.
Evang Meiyati, Apa-apa Yang tak boleh terulang lagi,http:/ /www.bpk penabur.
Or.id/kwiyata/79/Profil.htm, 1996, p.4.
International Association of Character Cities, Achieving True Success, ( IACC: A Devision of
Character Training Institute, 2000),p. 10
.Rin, 13 Cara Membangun Karakter Anak, http:// www, terang; dunia.com/
keluarga/membangun.html.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Met Milad Kak Rita

Aku yang Bukan Aku

Cinta Tak Harus Memiliki